Mengapa Bunda di Jilbab ?

Standar

Sore yang cerah…seperti biasa anak-anak bermain bersama teman-temannya…bulak balik keluar masuk rumah…ada saja yang harus diambilnya…dari mulai perlengkapan perang-perangan si Jalu (Kakang), sampai masak-masakan si Bungsu Rayi…

Rumah kami yang ‘strategis’ 😀 sekali buka…seluruh isi rumah terlihat…taaaraaaa….

Sore itu…

Hampir saja ‘kecelakaan’ terjadi…haaah…apa tuuh…? tenang…tenang..bukan kecelakaan yang butuh obat merah, plester, atau alat P3K lainnya…tapi…

Rayi…membuka pintu rumah lebar tanpa menutupnya kembali dan… aku belum berjilbab…spontanlah ‘tarzan kota’ berkumandang….”rayiiiiiiii…” sambil segera meraih kerudung yang ada didekatku.

Rayi yang sedang berlari keluar… langsung berhenti…”ya buuun…”. “boleh kedalam dulu sebentar?”. Rayi mendekat, “ada apa bun?”. Rayi mendekat, “ya buun…?”. “Ray…boleh ga, Rayi menutup pintu kembali, apalagi Rayi mau keluar rumah, dengan pintu terbuka semua yang ada dirumah terlihat jelas oleh orang yang lewat, dan yang lebih ‘gawat’ lagi tadi bunda sedang melepas jilbab bunda, untung saja didepan rumah hanya ada anak-anak kecil teman Rayi…duuuh bunda tadi kaget, sampai agak keras pangil Rayinya…maaf ya..”

Rayi mengangguk…”Rayi juga minta maaf, ya bun?..tapi Rayi mau tanya, knapa bunda di Jilbab?”

“Nah, Rayi knapa pake kerudung ?” aku balik tanya. “hmmm…hmmm karena bunda ma teteh (ute) dikerudung juga…tapi Rayi kadang keluar suka lupa ga pake kerudung…kalo bunda kok heboh buuun…kan ga apa-apa kalo lupa…” jawab Rayi polos dan spontan.

“Hmmm…he..he..iya Ray…tapi bunda kan sudah dewasa, sudah punya buku catatan sendiri, Rayi ingetkan, bunda pernah cerita tentang “Akil Baliq ?”. Rayi mengangguk…”tapi buuun…Rayi ingin tau kenapa bunda di jilbab?”…Rayi tak sabar bertanya…entah apa yang ada dipikirannya…

“Bunda cuma punya satu alasan….karena Bunda yakin bunda tak kan bisa tahan merasakan api neraka kelak…yang panasnya berkali-kali lipat api yang ada di sini, di dunia…bunda kena percikan minyak panas sedikit saja sudah melepuh, apalagi direbus di air api neraka…hiiiiii….sepertinya membayangkan saja bunda sudah ngeri…”

Rayi diam dan wajahnya mengikuti ekspresi kengerianku…”iiihhhh serem” katanya pelan…

“oh..iya ya..bun..kan jilbab untuk kita disuruh Allah ya…hmm…hmmm…Rayi juga aaah…ga mau lupa lagi…sekarang Rayi mau main lagi ya…hm..hm..” sambil memegang kerudungnya seolah berkata..”aku juga pake…”

Sejak itu Rayi…hampir dipastikan dan tak perlu diingatkan bila keluar rumah untuk bermain atau pergi selalu berkerudung…tanpa ada paksaan…karena Allah pasti memberi kita jalan untuk “memaknai” suatu pembelajaraan..Alhamdulillah…

Dulu Ute sekarang Rayi…dua akhwat kecilku… mulanya mencontoh…sekarang memaknai…arti jilbabnya…mencintai dan membutuhkan jilbabnya…

Terima Kasih Allah…karena ENGKAU selalu memberiku…jalan…Alhamdulillah…

IMG_8716

 

3 Amulet kami…. Ute (20.01.2000), Kakang (04.04.2003), Rayi (04.03.2005)

 

Tinggalkan komentar